SIMALUNGUN, SIAGA-NEWS.COM|| Sistem menejemen kerja yang dipertontonkan oleh pihak pemangku kepentingan di kebun Afdeling II Unit Bah Jambi PTPN IV mengalami perubahan terkhusus pada bidang pemeliharaan tanaman. Seyogianya, perawatan tanaman sawit itu harus dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan yang sudah ditetapkan.
Namun, nyatanya kegiatan pemeliharaan tanaman dilakukan oleh pihak terkait setelah mendapat sorotan dari masyarakat dan setelah diberitakan oleh media. ” Sangat prihatin, dengan adanya pemberitaan oleh media akhirnya PTPN IV Regional II Unit Bah Jambi tepatnya di afdeling II baru melakukan pemeliharaan terhadap tanaman yang menghasilkan,” ungkap pria bermarga Sinaga, kepada wartawan, Rabu, (26/6/2024).
Mengingat besarnya anggaran yang di gelontorkan oleh Pemerintah untuk pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) maupun tanaman belum menghasilkan (TBM) untuk meningkatkan hasil pada perkebunan tanaman sawit yang maksimal, maka Pemerintah berupaya melakukan berbagai hal agar perusahaan milik Badan usaha Milik Negara ( BUMN ) agar dapat bekerja dengan baik.
Namun tidak demikian halnya di PTPN IV regional II unit Bah Jambi tepatnya di afd II. Pihak perkebunan baru melakukan pemeliharaan tanaman setelah ada konfirmasi dan pemberitaan dari media online. Padahal pemeliharaan itu harus dilakukan sejak dini sampai tanaman itu tak menghasilkan lagi, maka pemeliharaan dilakukan misalnya ; pemupukan, penyemprotan hama, penyiangan, kemisan, prunning, membuat pasar pikul dan lain sebagainya. “Itu semua dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi agar memperoleh keuntungan yang besar demi menambah pendapatan Negara,” tambahnya.
Saat investigasi wartawan dilapangan tanaman sawit kurang terpelihara karena banyak semak belukar, dongkel anak kayu ( DAK ), dan tanaman kena hama ulat yang mengakibatkan tanaman tidak tumbuh dengan baik sehingga produksi akan menurun dan menimbulkan kerugian pada perusahaan plat merah tersebut.
Ironisnya, Rahmad selaku Askep Tanaman Setelah dikonfirmasi serta menyertakan photo dan video melalui pesan WhatsApp, besoknya baru memberikan tanggapan dengan memberikan jawaban bahwa telah dilakukan pembersihan di lokasi tanaman sawit yang dikirim wartawan dan ditumbuhi semak belukar. ” Udah di kerjakan bang,” jawab Rahmad.
Yang lebih parahnya lagi, hasil investigasi lanjutan oleh wartawan dilapangan, informasi melalui seorang pengambil rumput mengatakan, memang kebun ini pemeliharaannya sangat kurang, dan bukan disini aja bang di TBM sana pun parah juga. Maka aku pun heran kemana dana pemeliharaan itu di buat bang. Apa mungkin masuk ke kantong pribadi atau kelompok ?. Kalau itu betul, berarti terjadi korupsi di BUMN ini ungkapnya.
Kabag tanaman, Rahmad, yang dikonfirmasi kembali terkait laporan warga perihal pelaksana pembersihan seyogianya itu di kerjakan oleh vendor ( pihak rekanan), Tapi kerjakan oleh karyawan PTPN IV. Sehingga timbul dugaan dana pemeliharaan masuk kepada beberapa oknum? Tidak ada tanggapan sampai berita ini dikirimkan kemeja redaksi. (LeMan)